Meningkatkan Mutu Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pendidikan ini adalah pembentukan dan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pada dasarnya sekolah hanyalah membantu kelanjutan dari pendidikan dalam lingkungan keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak didik dari lingkungan keluarganya.
Permasalah yang muncul adalah tidak setiap keluarga mampu memberikan pendidikan yang membentuk dan mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak didik, dengan alasan kompetensi dan kemampuan keluarga untuk mengembangkan ketiga potensi tersebut terbatas.
Maka dari itu sekolah merasa perlu untuk memberikan tanggungjawabnya, mengembangkan seluruh potensi anak didik, baik aspek kognetif, afektif maupun psikomotorik secara terpadu, sehingga ada sekolah berusaha untuk mengembangkan semua potensi tersebut dengan cara bekerjasama dengan pihak keluarga dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan pusat kegiatan belajar mengajar saat ini dijadikan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah untuk mendidik generasi penerus bangsa. Sekolah akan senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, dan pembentukan sikap mental yang baik bagi peserta didiknya.
Melihat dari kenyataan, bahwa sekolah bukan hanya sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, akan tetapi, dijadikan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga, masyarakat bahkan pemerintah, dalam pengembangan potensi skill, keterampilan serta pembentukan sikap, mental serta spiritual yang baik bagi anak didik. Maka perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan pihak institusi dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan, untuk memenuhi harapan stake holder tersebut. Sebagai bentuk peningkatan mutu pendidikan bagi institusi sekolah yang dipimpinnya.
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu untuk meneliti berkaitan tentang bagaimana usaha-usaha kepala sekolah dalam menanggapi harapan dan tumpuan keluarga, masyarakat dalam hal pembentukan peserta didik menjadi insan kamil yang keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat.
Alasan SD Integral Luqman Al-Hakim kami pilih sebagai objek penelitian, karena sekolah ini termasuk dalam kategori sekolah yang maju, dibuktikan dengan SD Integral Luqman Al-Hakim saat ini telah terakreditasi A dan juga telah meraih berbagai prestasi, baik prestasi berskala lokal dan nasional serta yang paling menguatkan akan kredibilitas sekolah ini adalah diraihnya prestasi berskala Internasional yaitu pada acara IMSO 2008.
Selain alasan di atas, dan ini merupakan alasan yang paling kuat mengapa penulis memilih SD Integral sebagai objek penelitian adalah adanya kegiatan khas yang merupakan usaha sekolah dalam mengoptimalkan fungsi kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat seperti kegiatan home stay, tadarus keliling, malam bina iman dan tauhid (Mabit) dan home visit yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di SD Integral Luqman Al Hakim.
Oleh karena latar belakang itulah penulis mengajukan sebuah Karya Ilmiah dengan judul :”Meningkatkan Mutu Pendidikan, Melalui Optimalisasi Fungsi Kerjasama Sekolah, Keluarga dan Masyarakat di SD Integral Luqman Al Hakim”, Sebagai bentuk kepedulian dan sumbangsih pemikiran yang akan menjadi bagian dari solusi atas problema yang telah kami paparkan di atas.


A. Definisi Operasional
Untuk menciptakan kesatuan persepsi antara penulis dan pembaca, juga untuk mempermudah pemahaman terhadap proposal ini, maka kami dalam hal ini perlu menjelaskan atau memberikan penegasan terhadap judul yang diajukan. Diantara yang akan diberi penegasan adalah:
1. Meningkatkan mutu pendidikan
Dalam kamus Ilmiah popular Mutu didefinisikan sebagai kualitas, nilai sesuatu ataupun derajat. sedangkan menurut Nur Kholis Mutu didefinisikan sebagai: Pertama Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kedua, mencakup produk, jasa, manusia proses dan lingkungan. Ketiga merupakan kondisi yang selalu berubah . berdasarkan dari beberapa elemen frasa kata tersebut maka mutu dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau bahkan melebihi harapan yang akan dicapai sebuah lembaga pendidikan.
Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, dan karakter melalui persekolahan formal (Webster’s New World Dictionery (1962)). Istilah pendidikan juga didefinisikan dengan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian dapat diambil satu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan meningkatkan Mutu Pendidikan dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh institusi sekolah dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan peserta didik baik jasmani, intelektual maupun spiritual peserta didik seutuhnya. Sehingga menjadi insan kamil yang akan menjadi khalifah dan hamba Allah yang memiliki tugas mensejahterakan bumi.
2. Optimalisasi Fungsi Kerjasama
Optimalisasi berarti pengoptimalan atau menjadikan maksimal. Sedangkan Fungsi berarti manfaat, guna, faedah. atau kegunaan suatu hal serta daya guna. Kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa lembaga atau orang untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama.
Jadi dari pengertian parsial di atas, bila kita dapat ambil kesimpulan bahwa Optimalisasi Fungsi Kerjasama adalah memaksimalkan manfaat dari kegiatan yang dilakukan oleh beberapa lembaga untuk mencapai tujuan bersama



3. Sekolah, Keluarga dan Masyarakat (Lingkungan Pendidikan)
Lingkungan Pendidikan adalah tempat anak untuk mendapatkan suatu pengajaran yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan baik yang bersifat formal maupun non formal. Lingkungan Pendidikan terdiri atas :
a. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga penidikan yang pertama dan utama, kaena dalam keluarga-lah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk, isi dan caa-cara peniikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah merupakan peletak dasar bagi penidikan akhlak dan pandangan hdup keagamaan. Sifat tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dandari anggota keluarganya yang lain.
b. Sekolah
Sekolah merupakan pendidikan yang secara umum diberikan di sekolah, yaitu dari jenjang TK, SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Dalam lingkup sekolah, anak-anak akan dididik oleh pengajar atau guru yang sudah profesional.
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Dengan demikian sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah merupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
c. Masyarakat
Merupakan pendidikan yang diberikan dalam lingkup kemasyarakatan. Anak-anak akan mendapatkan hal yang baru dalam pergaulan mereka dalam masyarakat. Mereka juga akan menyadari arti pentingnya dalam hidup bermasyarakat. Tanpa masyarakat kita tidak akan hidup, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial.
4. SD Integral Luqman Al Hakim
Adalah sebuah lembaga pendidikan dasar formal, dibawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah, di Pondok pesantren Hidayatullah Surabaya. Terletak di Surabaya timur tepatnya dijalan Kejawan putih Tambak VI/1, yang mempunyai pola pendidikan Integral dengan program unggulan Full Day School.
5. Kepala Sekolah
adalah bagian yang sangat berpengaruh dan punya peran untuk mengatur aktifitas sekolah, membina personil sekolah dan mengembangkan sekolah.
Dari definisi-definisi parsial di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa Usaha kepala sekolah adalah kerangka bimbingan serta arahan untuk mengatur dan membina segala bentuk aktivitas sekolah yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengaruh di dalam sebuah institusi pendidikan.
Dari judul yang telah diberi penegasan serta definisi secara terperinci diatas maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan” Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Optimalisasi Fungsi Kerjasama Sekolah, Keluarga dan Masyarakat di SD Integral Luqman Al Hakim” adalah upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SD integral Luqman Al Hakim dalam memaksimalkan semua manfaat dari beberapa kegiatan yang dilakukan sekolah, keluarga dan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah Dasar Integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Langkah apa saja yang ditempuh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan kaitannya dengan hubungan kerja sama antara sekolah, keluarga dan masyarakat
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi kepala sekolah dalam membangun kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat
3. Solusi apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memecah problem dalam mengoptimalkan fungsi kerjasama sekolah di SD Integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.
C. Batasan Penelitian
Mengingat kekurangan dan keterbasan serta untuk memfokuskan penelitian maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan penelitian ini pada:
1. Penelitian ini difokuskan pada usaha kepala sekolah dalam megoptimalkan kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan, pada periode 2007-2010 atau periode kepemimpinan kepala sekolah Bapak Amrozi Alimudin S.Pd dan setelahnya jadi penulis tidak meneliti pada periode sebelumnya
2. Untuk objek penelitian kami batasi dan kami fokuskan hanya pada hubungan kerjasama sekolah, keluarga dan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di dalam sekolah sehingga kami tidak membahas bagaimana meningkatkan potensi anak di rumah ataupun masyarakat mengingat kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis untuk membahasnya.
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan utama penulis dalam menyusun karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Langkah apa saja yang ditempuh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan kaitannya dengan kerja sama antara sekolah, keluarga dan masyarakat
2. Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dihadapi kepala sekolah dalam membangun kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat
3. Untuk mengetahui solusi apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memecah problem kesulitan membangun kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat di SD integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Penelitian secara teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan memberikan sumbangsih teoritis pada dunia pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan hubungan kerjasama dengan keluarga dan masyarakat yang merupakan komponen utama dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat praktis penelitian.
a. Bagi Peneliti
Sebagai aplikasi nyata bagi peneliti dalam memahami dan mendalami fungsi kerja sama sekolah keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan.
b. Bagi Lembaga yang diteliti.
Sebagai saran dan masukan bagi lembaga yang diteliti dalam menerapkan kerjasama sekolah dengan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga menjadi lembaga pendidikan yang unggul.
c. Bagi STAI Luqman Al Hakim.
Sebagai sumbangsih literatur bagi perpustakaan STAIL dan bahan bacaan bagi segenap civitas akademika STAIL serta bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam bidang hubungan kerjasama sekolah dengan keluarga dan masyarakat.
F. Sistematika Pembahasan
1. Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, definisi operasional, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
2. Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan teori-teori tentang pengertian kepala sekolah, tugas dari kepala sekolah, teori-teori tentang peningkatan mutu pendidikan, teori-teori tentang hubungan kerjasama sekolah dengan keluarga dan teori-teori tentang hubungan kerjasama sekolah dengan masyarakat, juga dijelaskan tentang pengaruh tibal balik antara sekolah dengan keluarga juga pengaruh timbal balik antara sekolah dengan masyarakat serta pengaruh tibal balik antara ketiganya. di sini juga dibahas pembinaan sekolah terhadap orang orang tua siswa dan pembinaan sekolah terhadap masyarakat.
3. Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek dan objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan pemeriksaan keabsahan data.
4. Bab IV : Sajian dan Analisis Data
Bab ini memaparkan tentang sajian data dan analisis data. Sajian data meliputi setting penelitian atau gambaran umum subyek penelitian, mulai dari latar belakang berdirinya SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya, letak giografisnya, struktur organisasi, visi dan misi sekolah dan tentang kajian pokok penelitian yaitu data-data program kerja sekolah yang melibatkan kerjasama sekolah dengan keluarga, data-data program kerja Sekolah yang melibatkan masyarakat, data-data program kerja sekolah untuk mengatasai kendala-kendala dalam menjalin hubungan kerjsama dengan masyarakat, data-data program kerja sekolah untuk mengatasai kendala-kendala dalam menjalin hubungan kerja sama keluarga, dan juga data-data dan fakta tentang kendala sekolah dalam menjalin hubungan kerja sama dengan keluarga dan masyarakat
5. Bab V : Penutup
Bab ini memuat tentang kesimpulan peneliti dan saran-saran.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Meningkatkan Mutu Pendidikan
1. Konsep Dasar Mutu
a. Definisi Mutu
Ada yang menyebutkan bahwa mutu adalah suatu nilai atau keadaan, namun secara bahasa mutu memiliki kesamaan arti dengan kata kualitas, derajat dan tingkat.dalam bahasa Inggris mutu dikenal dengan Quality, mereka mendefinisikannya dengan “Typical Part of Something Character” kalau kita artikan secara bebas maknanya menjadi, bagian yang khas dari karakter suatu barang.
Quality: The word quality is derived from Latin word qualis, which means “what kind of”. It connotes a variety of meanings and implies different things to different people. According to Juran “Quality is fitness for use or purpose”. Crosby considers it as “conformance to standards”. Deming defines quality as “a predictable degree of uniformity and dependability at low cost and suited to market”. In general quality is one, which satisfies customer needs and continuously keeps on performing its functions as desired by customers as per specified standards.
Mutu merupakan topik yang hangat dibicarakan di dunia bisnis dan akademik. Factor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang atau jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang bermutu adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu, perusahaan harus mengenal pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya.
Pengertian mutu memiliki variasi sebagaimana didefinisikan oleh masing-masing orang atau pihak. Produsen dan konsumen akan memilki definisi berbeda mengenai mutu dari suatu barang atau jasa. Perbedaan ini mengacu pada orientasi masing-masing pihak mengenai barang dan jasa yang menjadi objeknya. Namun ada satu kata yang menjadi benang merah dalam konsep mutu baik konsumen maupun produsen yaitu kepuasan. Barang atau jasa dikatakan bermutu adalah yang dapat memberikan kepuasan dan memenuhi tuntutan pelanggan.
Namun pada umumnya mutu memilki elemen-elemen sebagai berikut: Pertama: meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, kedua; mencakup produk, jasa, manusia dan lingkungan, ketiga: merupakan kondisi yang selalu berubah. Berdasarkan elemen-elemen tersebut maka mutu didefinisikan dengan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produksi, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi bahkan melebihi harapan.
b. Komponen Mutu
Komponen-komponen mutu merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam upaya untuk mewujudkan mutu. Bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi prasyarat dimilikinya mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah:
1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu
Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data, dan mengindentifikasi orang-orang (SDM), Dalam implementasi TQM adalah sebagai kunci proses manajemen, manajer puncak berperan sebagai penasihat, guru dan pimpinan.
Pimpinan suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen dan semua perilakunya terhadap produktivitas organisasi, bahan terhadap respon pesaing. Kenyataan ini harus menyadarkan manajer puncak untuk mengakui bahwa mereka harus mengembangkan manajemen secara partisipatif, baik visi, misi mereka maupun proses manajemen yang dapat mereka pergunakan untuk mencapai keduanya.
Pimpinan harus mengerti bahwa TQM adalah suatu proses yang harus bersinergi dan terdiri dari prinsip-prinsip dan komponen-komponen pendukung yang harus dikelola agar mencapai perbaikan mutu secara berkesinambungan sebagia kunci keunggulan bersaing.
2) Pendidikan dan pelatihan (Diklat)
Perwujudan mutu dalam hal ini didasarkan pada keterampilan setiap pegawai dalam merencanakan, mengorganisasi, membuat, mengevaluasi dan mengembangkan jasa sebagai tuntutan pelanggan. Pemahaman dan keterampilan pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal itu melalui aplikasi pemahaman dan kemampuannya. Perkembangan tuntutan pelanggan inilah yang harus terus berkembang dan harus direspon positif oleh manajer puncak melalui penyiapan pegawai yang kompeten dalam bidangnya. Dinamisasi tuntutan mengharuskan diupgrade nya kemampuan pegawai secara terus-menerus. Bahkan investasi terbesar haruslah pada SDM organisasi. Diklat terkait dengan keterampilan pokok dan keterampilan pendukung kedua-duanya menjadi utama dalam membentuk pegawai yang kompeten. Keterbatasan implementasi diklat memungkinkan untuk memilih pada keterampilan inti, sedangkan untuk keterampilan pendukung dikembangkan melalui proses kepemimpinan.
Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan.
3) Struktur pendukung
Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu dalam melaksankan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan atau tim mutu, akan tetapi akan lebih baik bila diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Staf pendukung yang kecil dapat membantu manajemen puncak untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui network dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi manajer puncak.
4) Komunikasi
Komunikasi dalam suatu organisasi yang berorientasi pada mutu perlu ditempuh dengan cara yang bervariasi agar pesan yang dikomunikasikan dapat disampaikan secara efektif dan manajer puncak dapat berkomunikasi kepada seluruh pegawai mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha penigkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu secara pribadi dengan para pegawai untuk meyampaikan informasi, memberika pengaraha, dan menjawab pertanyaan dari setiap pegawai. Namun demikian, jika pegawai berjumlah sangat banyak, maka penyampaian mengenai komitmen organisasi terhadap mutu harus disampaikan secara-terus menerus dan konsisten.
5) Ganjaran dan pengakuan.
Tim dan atau individu-individu yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip mutu dalam proses mutu harus diakui dan diberi ganjaran sebagaimana kemampuan organisasi, sehingga pegawai lainnya sebagia anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Kegagalan dalam memahami seseorang yang mencapai sukses akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan memungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya pegawai yang berhasil mencapai mutu tertentu, harus diakaui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi contoh bagi pegawai lainnya.
6) Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran (evaluasi) menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu. Hasil pengukuran informasi umpan balik bagi manajer puncak mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada di dalam organisasi. Bahkan hasil evaluasi ini harus menjadi dasar untuk mengambil keputusan bagi manajer puncak. Pendapat-pendapat umum mengenai mutu organisasi harus diganti dengan fakta dan data. Setiap orang dalam organisasi dan terkait dengan organisasi harus diberitahu bahwa yang penting Bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan fakta dan data. Dalam menentukan dan memilih data kepuasan pelanggan eksternal harus di ukur secara konsisten untuk mengetahui berapa jauh kebutuhan benar-benar dipenuhi.
Pengumpulan data dari pelanggan juga menjadi penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya. Di samping keenam komponen diatas, ada tige belas hal yang harus dimilki oleh seorang pimpinan dalam TQM yaitu; (1) Pembuatan keputusan bagi pimpinan didasarkan pada data, bukan hanya pendapat saja, (2) pimpinan berperan sebagai pelatih dan fasilitator bagi setiap anggota organisasi, (3) pimpinan terlibat secara aktif dalampemecahan masalah yang dihadapi oleh bawahan melalui berbagai pendekatan, (4) pemimpin harus berupaya membangun komitmen, yang menjamin setiap orang memahami visi, misi, nilai dan target perusahaan yang jelas. (6) pimpinan harus paham betul bagaimana mengapresiasi terimakasih kepada anggota organisasi yang berhasil atau berjasa, (7) secara aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terprogram. (8) perilaku dalam organisasi diorientasikan pada pelanggan internal maupun eksternal. (9) memilki keterampilan dalam meniali situasi dan kemampuan orang lain secara tepat. (10) memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi kerja yang sangat menyenangkan. (11) mau mendengar dan menyadari berbagai kekurangan dan kesalahan anggota organisasi (12) selalu berusaha memperbaiki sistem dan banyak berimprovisasi secara terus-menerus. (bersedia kapan saja dan dimana saja secara terus menerus.
c. Prinsip mutu
Prinsip mutu adalah sejumlah asumsi yang dinilai dan diyakini memiliki kekuatan untuk mewujudkan mutu. Akan hal ini berbagai ahli mutu mencoba merumuskan prinsip-prinsip yang paling tepat untuk mewujudkan mutu dalam organisasi. Ada delapan prinsip mutu berdasarkan versi ISO, yaitu:
1) Costumer Focused Organization
Costumer Focused Organization adalah orientasi pada pelanggan maksudnya adalah organisasi tergantung pada pelanggannya karenanya harus memahami berbagai kebutuhan pelanggan pada saat ini dan dimasa yang akan datang, kenali tuntutan pelanggan dan berusaha untuk memenuhinya atau bahkan melebihi apa yang diharapkan pelanggan.

2) Leadership
Leadership adalah kepemimpinan organisasi yaitu pemimpin harus menentukan kesatuan arah dan tujuan organisasi. Pemimpin harus menciptakan dan menjaga serta memlihara lingkungan internal dimana orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi
3) Involvement of People
Involvement of People adalah keterlibatan orang-orang (SDM) yang dimilki oleh organisasi atau perusahaan maksudnya adalah orang-orang pada setiap tingkatan merupakan esensi organisasi dan keterlibatan mereka secar penuh memungkinkan digunakannya kemampuan mereka untuk keuntungan organisasi.
4) Process Approach
Process Approach adalah menggunakan pendekatan proses, adapun yang dimaksud disini adalah hasil yang diinginkan dicapai secara efesien manakala sumber daya-sumber daya dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dikelola sebagai satu proses
5) System Approach to Management.
System Approach to Management adalah menggunakan pendekatan sistem pada manajemen dengan pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses-proses yang terkait untuk memberikan perbaikan –perbaikan terhadap efektifitas dan efesiensi pada organisasi secara objektif.


6) Continual Improvement
Continual Improvement adalah peningkatan atau perbaikan secara berkelanjutan seharusnya menjadi tujuan permanen dari sebuah organisasi.
7) Factual Approach to decision making.
Factual Approach to decision making yaitu menggunakan pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan karena keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi.
8) Mutually benefical suplier relationships,
Mutually benefical suplier relationships adalah memilki hubungan yang saling menguntungkan dengan suplier dengan kata lain biasa dikatakan bahwa suatu organisasi dan supliernya adalah saling berhubungan, membutuhkan dan mempunyai kerjasama yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemapuan kedua belah pihak untuk menciptakan nilai keberhasilan.
d. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan
Manajemen Mutu Terpadu adalah suatu kumpulan aktivitas yang dimaksudkan untuk perbaikan proses yang berkesinambungan (continuous proces Inprovement) dan tujuannya adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Manajemen Mutu Terpadu yang lebih populer dengan istilah TQM, dalam dunia pendidikan adalah filosofi perbaikan secara terus menerus dimana lembaga pendidikan menyediakan seperangkat sarana atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan saat ini dan dimasa mendatang.
Gary Floss mendifinisikan Total Quality Management (TQM) is a structured system for meeting and exceeding customer needs and expectations by creating organization-wide participation in the planning and implementation of breakthrough and continuous improvement processes.
Dari pengertian diatas maka kita dapat ambil kesimpulan bahwa manajemen mutu terpadu merupakan sebuah konsep yang mengaplikasikan berbagai prinsip mutu untuk menjamin suatu produk baik berupa barang maupun jasa memilki spesifikasi mutu sebagaimana di tetapkan secara menyeluruh, yaitu mulai dari input, proses, output dan outcome. dilakukan secara berkelanjutan menunjukan bahwa upaya mewujudkan mutu merupakan bagian kerja keseharian, bukan sesuatu yang bersifat temporal (sewaktu-waktu). Dalam konteks outcome (dampak) dikenal dengan istilah layanan purna jual. Dalam dunia pendidikan, layanan purna jual ini terkait dengan keterlibatan alumni dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah. Semua sistem organisasikan diposisikan sebagai bagian untuk menjamin mutu dan disinergikan melalui kepemimpinan mutu.
e. Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Transformasi menuju sekolah bermutu terpadu, diawali dengan komitmen bersama komite sekolah, administrator, guru, staf, siswa, dan orang tua dalam komunitas sekolah terhadap Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tentang penjaminan mutu, sebagimana disebutkan dalam pasal 91 ayat 1,2 dan 3 yang berbunyi (1) setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non-formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan, (2) penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar nasional Pendidikan, (3) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap dan sistematis serta terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memilki target dan kerangka waktu yang jelas.
Adapun prosesnya, melalui manajemen strategi yang berorientasi pada mutu dan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan kostumer.
Pengembangan mutu dalam sektor pendidikan, sesungguhnyaa mengadopsi dari berbagai konsep, seperti dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1) Miller.RI (1980:76), dalam pendidikan ” the man behind the system” yang berarti manusia merupakan faktor kunci yang menentukan kekuatan pendidikan.
2) Arcaro.JS (1995:48) Teachers are the mediator who provide or fail to provide the essential experiences the permit student to release their awesome potential.
3) Bemandin & Joice dalam Faustino (1995:160), mengungkapkan bahwa faktor-faktor produktivitas pendidikan yaitu “knowledge, skills, abilitas, attitude dan behaviors dari para personil dalam organisasi.
4) Crosby (1979:58) menyatakan, bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan, standar meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi.
Mutu Pendidikan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, seperti (1) Meningkatkan ukuran akademik melalui ujian nasional atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat (Scholastic Aptitude Test), sertifikasi kompetensi dan profil portopolio (Portopolio Profile), (2) Membentuk kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui belajar secara kooperatif (Cooperativ Learning), (3) menciptakan kesempatan belajar baru dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam-jam libur, (4)meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalui penguasaan materi (Mastery Learning) dan penghargaan atas pencapaian prestasi akademik (5) membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informal tenaga kerja, membimbing siswa menilai pekerjaan-pekerjaan, membimbing siswa membuat riwayat hidupnya dan mengembangkan portopolio pencarian pekerjaan.
Cara lain untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menerapkan Total Quality Management (TQM). TQM dalam dunia pendidikan adalah filosofi perbaikan terus-menerus dimana lembaga pendidikan menyediakan seperangkat saran atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan saat ini dan dimasa mendatang.
Organisasi pendidikan misalnya menerapkan TQM memandang mutu dari sudut pandang pelanggan. Alasannya karena pelangganlah sebagia pihak terakhir yang menilai mutu dan tanpa pelanggan maka suatu organisasi tidak akan ada. Dalam hal ini kualitas didefinisikan sebagai memuaskan pelanggan, melebihi keinginannya dan kebutuhannya.
TQM Merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia proses, dan lingkungan. Namun, Pendekatan TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristiknya. Yaitu (1) fokus pada pelanggan baik internal maupun eksternal, (2) memilki obsesi yang tinggi terhadap mutu, (3) menggunakan pendektan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, (4) memliki komitmen jangka panjang, (5) membutuhkan kerjasama tim, (6) memperbaiki proses secara berkesinambungan (7) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (8) memberikan kebebasan yang terkendali, (9) memilki kesatuan tujuan dan (10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat.
Penting untuk diperhatikan bahwa salah satu kegagalan dalam meningkatkan kualitas pendidikan sebuah sekolah adalah pengelolaan yang tidak memiliki wawasan untuk memberbaiki sistem kualitas dan tidak pernah mengikuti training tentang cara memperbaiki sistem kualitas serta tidak mengikuti penataran-penataran.
B. Kerjasama Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat
1. Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Sertain (Psikolog asal Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (Environment) adalah semua kondisi dalam dunia ini yang mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan hidup kita, Seperti tumbuhan, orang, binatang, kebudayaan, kepercayaan, keadaan politik, sosial-ekonomi, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya pendidikan.
Sertain membagi lingkungan itu menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan Alam atau luar (External or Physical Environment) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan hewan.
b. Lingkungan dalam (Internal Environment) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang telah termasuk dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita.
c. Lingkungan Sosial (Social Environment), yang dimksud adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh sosial itu ada yang kita terima secara langsung, dan ada yang tidak langsung, misalnya dalam pergaulan sehari-hari dengan orang tua kita, keluarga, teman-teman sekolah atau teman sepekerjaan. Sedangkan yang tidak langsung bisa melalui radio, televisi, dengan membaca buku, majalah dan sebagainya.
Jika dibandingkan dengan kedua macam lingkungan yang telah dibicarakan dimuka, -lingkungan alam dan lingkungan dalam-, lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang lebih besar, terutama terhadap pertumbuhan rohani atau pribadi anak.
Menurut Muhaimin, Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap fitrah manusia. Bahkan faktor tersebut dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Namun demikian ia bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh tanpa dukungan dari faktor-faktor lain. Pandangan ini menolak pandangan Skinner yang mengatakan bahwa bawaan menentukan kehidupan manusia betapapun dia mengubah lingkungannya. Pernyataan ini dibuktikan bahwa anak-anak orang islam biasanya menjadi muslim, sedangkan anak-anak orang kristen biasanya menjadi kristen. Hal ini disebut oleh skinner sebagai salah satu contoh untuk menjelaskan teorinya.
Demikian pula jika kita hubungkan antara pembawaan atau keturunan (heredity) dengan lingkungan (Environment) dalam hal pengaruh terhadap pertumbuhan manusia, dapatlah kita katakan sifat-sifat dan watak seseorang adalah hasil interaksi antara pembawaan-keturunan dan lingkungannya, itu artinya bahwa yang menentukan bagaimana sifat, watak dan kepribadian seseorang adalah interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Dalam konteks pendidikan islam lingkungan sebagai sebuah tempat kegiatan suatua hal mendapat perhatian dan pengarahan dari al-Qur’an. Sebagai tempat tinggal manusia pada umumnya lingkungan dikenal dengan istilah al-Qoryah diulang dalam al-Qur’an sebanyak 52 kali yang di hubungkan dengan tingkah laku penduduknya. Sebgian ada yang dihubungkan dengan penduduknya yang berbuat durhaka lalu mendapat siksa dari Allah. Sebagian dihubungkan dengan penduduknya yang berbuat baik sehingga menimbulkan suasana yang aman damai dan sebagian lagi dihubungkan dengan tempat tinggal Nabi. Dan semua ini menunjukan tentang pentingnya lingkungan atau tempat bagi suatu kegiatan, termasuk di dalamnya pendidikan Islam.
Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar dari seseorang. Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan seorang individu, lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar), usaha sadar ini dibagi dalam tiga, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini memiliki tanggungjawab atas terselenggaranya pendidikan.
a. Pengertian Lingkungan Keluarga
Secara bahasa keluarga berasal dari dua kata yaitu kawula dan warga. di dalam bahasa jawa kuno, kawula berarti hamba, maksudnya adalah seseorang yang menghambakan dirinya. Warga artinya anggota, maksudnya, seseorang yang dalam lingkungannya memiliki hak dan kewajiban terselenggaranya sesuatu yang baik bagi lingkungannya. Jadi keluarga ialah suatu kesatuan (kelompok) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan kelompok tersebut.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Dikatakan pula bahwa keluarga merupakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga.
Tugas utama dari keluarga dalam pendidikan anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Segala sesuatu yang dilakukan keluarga ataua orang tua kepada anak merupakan pembinaan kebiasaan pada anak yang akan tumbuh menjadi tindakan moral dikemudian hari (moral behaviour).dengan kata lain, setiap pengalaman anak baik yang diterima melalui pengelihatan, pendengaran, atau perlakuan terhadap anak pada waktu kecil akan merupakan pembinaan kebiasaan yang tumbuh menjadi tindakan moral dikemudian hari.
Pendidikan di keluarga pada hakikatnya merupakan proses pendidikan sepanjang hayat. Pembinaan dan pengembangan kepribadian, penguasaan dasar-dasar tsaqofah Islam dilakukan melalui pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada di keluarga, utamanya orang tua.
Peran penting pendidikan dalam keluarga tercermin dalam Hadist Rasulullah SAW berikut:
“Tidaklah seorang anak yang lahir itu kecuali dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi.”(H.R. Muslim)
Orang tua adalah orang yang pertama dan terutama yang wajib bertanggung-jawab atas pendidikan anaknya. Hal ini terjadi karena dua hal; pertama, kelahiran anak didunia ini, tidak lain adalah merupakan akibat langsung dari orang tua dan sebagai orang dewasa, maka orang tua harus bertanggung-jawab terhadap segala perbuatannya. Orang tua harus menanggung segala resiko yang timbul akibat dari perbuatannya, bukan saja dalam hal pemeliharaannya saja tetapi juga bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Yang kedua adalah anak lahir dalam keadaan serba tak berdaya. Belum dapat berbuat apa-apa, anak memerlukan tempat untuk menggantungkan dirinya, orang tua dalam hal ini adalah tempat bergantung dalam segala hal secara kodrati.
Salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberikan pendidikan dasar bagi anaknya, yaitu dalam segi pembentukan kepribadian dan nilai-nilai luhur agama. Karena penanaman nilai-nilai keagamaan dalam keluarga sangat penting bagi perkembangan keagamaan anak selanjutnya.
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan mas’ûliyyatu al­murabbîna al­kubrâ fî al­tarbiyyati al­walad sawâ’ùn `kânat îmâniyatun am akhlaqiyyatun, `qliyyatun, jismiyyatun, nafsiyyatun am ijtimâ`yyatun. walâsyakka anna hadzihi al­masûliyyâti allatî sabaqa `nhâ wa al­tafsîlu fîhâ hiya min aḏkhami al­masûliyyâti fî majâli al­tarbiyyati wai´dâdi al­waladi. Wakam yakûnu al­âbâ·u fî sa`âdatin wa al­murabbûna fî surûri.
Berbagai tanggungjawab besar para pendidik atas pendidikan anak, baik yang berkenaan dengan iman, moral, mental, jasmani maupun rohani. Tidak diragukan lagi bahwa tanggungjawab tersebut merupakan tanggungjawab yang paling besar dalam bidang pendidikan anak. Betapa banyak para orang tua merasa gembira ketika melihat buah hatinya adalah malaikat-malaikat yang berjalan dimuka bumi, ketika jantung hatinya adalah mushaf al-Qur’an yang bergerak dikalangan manusia.
al-Ghazali juga mengatakan “i’lamu anna al-ṯarîqu fî riyâḏati al- ṣibyâni min ahammi al-umûri wa’aukidaha wa al- ṣabiyyi amânatun ‘inda wâlidaihi”.
Kewajiban mendidik anak ini secara tegas dinyatakan Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6, sebagai berikut;
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (at-Tahrim: 6)
Kata Qû adalah kata kerja perintah atau fi’il amr yaitu suatu kewajiban yang harus ditunaikan yaitu kewajiban yang harus ditunaikan oleh kedua orang tua kepada anak-anaknya. Kedua orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anaknya. Oleh karena sebelum orang lain mendidik anak ini, kedua orang tualah yang mendidiknya terlebih dahulu.
b. Pengertian Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal, yang dilaksanakan secara teratur, sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, merupakan wadah tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. sekolah merupakan tempat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depan.didalamnya
Keberadaan sekolah tidak lain karena tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Untuk menjalankan tugas tersebut diperlukan orang lain yang lebih ahli. Oleh karena itu dikirim anak ke sekolah.
Dengan demikian sebenarnya pendidikan anak di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang seklaigus juga lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah merupakan jembatan penghubung bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat. kehidupan di sekolah juga sangat penting dalam menyiapkan anak untuk kehidupan masyarakat,
Sekolah sebagai tempat belajar sudah tidak dipersoalkan lagi keberadaanya. Secara historis keberadaan sekolah ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari keberadaan masjid.
Di dalam al-Qur’an tidak ada kata yang secara langsung menunjuk pada arti sekolah yaitu madrasah. Tetapi sebagai akar kata dari madrasah yaitu darasa di dalam al-Qur’an di jumpai sebanyak enam kali. Hal ini menunjukan bahwa kata-kata darasa yang merupakan akar kata dari Madrasah ini menunjukan bahwa keberadaannya sebagai tempat belajar atau tempat mempelajari sesuatu sejalan dengan semangat al-Qur’an yang senantiasa menunjukan kepada umat manusia agar mempelajari sesuatu.
c. Pengertian lingkungan Masyarakat
Masyarakat (Community) adalah kumpulan manusia sebagai anggota sebuah kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa, sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan hidupnya.
Kelompok masyarakat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah masyarakat atau warga yang menjadi bagian dari unit usaha, badan, sekolah atau instansi itu sendiri, sedangkan publik eksternal adalah orang luar atau publik umum dimana usaha atau sekolah itu berada.
Dalam kontek pendidikan masyarakat adalah warga atau individu yang berada di sekolah dan di sekitar sekolah yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen sekolah, memilki kesadaran sosial dan mempunyai pengaruh terhadap sekolah. hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 1 ayat 27 yang berbunyi “Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan”.
Masyarakat merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Setiap masyarakat mempunyai nilai-nilai sosila budaya dan peraturan-peraturan yang di junjung tinggi, dihayati dan diamalkan. Nilai-nilai dan peraturan-peraturan tersbut selalu berubah-ubah dan berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan pada waktu itu. Supaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, pendidikan hendaklah mampu pula mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
2. Kerjasama Antara Sekolah dan Keluarga
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan, Oleh karena itu dikirimlah anak untuk belajar di sekolah.
Peralihan bentuk pendidikan yang belum dilembagakan (keluarga) ke pendidikan yang dilembagakan (sekolah) memerlukan kerja sama antara sekolah dan keluarga.
Untuk menjalin kerja sama antara sekolah dan orang tua ada berbagai macam cara yang dapat di tempuh diantaranya adalah;
1) Kunjungan ke rumah peserta didik
Adanya pertemuan antara orang tua anak dan guru atau adanya kunjungan guru ke orang tua anak dalam istilah agama disebut silaturrahmi. Kegiatan ini dilakukan oleh sekolah (guru) untuk melihat sendiri dan megobservasi langsung cara peserta didik belajar, latar belakang kehidupan dan masalah-masalah yang dihadapi dalam keluarganya. Dengan kegiatan ini diharapkan orang tua dan guru saling mengenal dengan baik, sehingga guru dan orang tua dapat bekerjasama dengan baik dalam hal saling memberikan informasi tentang keadaan anak didiknya serta saling memberikan petunjuk.
Adanya pertemuan antara orang tua anak dan guru atau adanya kunjungan guru ke orang tua anak dalam istilah agama disebut silaturrahmi.
Selain itu orang tua akan merasa senang sekali atas kunjungan pihak sekolah ke rumahnya karena ia merasa bahwa anaknya itu sungguh-sungguh diperhatikan. Dan bagi anak sendiri akan menimbulkan rasa hormat dan segan kepada gurunya yang telah mengenal orang tuanya bahkan keluarganya.
Bagi sekolah, melalui kepala sekolah bersama guru dan tenaga kependidikan di sekolah harus memperhatikan aspirasi mereka agar sekolah diminati dan diterima keberadaannya dan dipenuhi kebutuhannya.
2) Undangan terhadap orang tua ke sekolah
Kegiatan ini dilakukan untuk menjalin komunikasi yang intensif antara sekolah dan orang tua wali siswa, dari komunikasi yang dilakukan akan meningkatkan pemahaman antara orang tua murid dan sekolah tentang anak didiknya.
Kegiatan ini bisa berupa rapat rutin yang dapat dipergunakan oleh kepala sekolah dan guru untuk berkenalan dan membicarakan masalah-masalah yang dihadapi sekolah dalam mendidik anak didik yang perlu segera diselesaikan, membahas tentang cara kerja sama orang tua dengan sekolah untuk pendidikan anaknya dan kemajuan sekolah, atau bahkan mengadakan pembagian tugas dan tanggungjawab antara sekolah dan orang tua dalam pembinaan pribadi peserta didik.
Bisa juga kegiatan ini diisi dengan kegiatan pameran, perayaan-perayaan yang didalamnya terdapat pertunjukan karya seni, ketangkasan, kecakapan dan kepandaian siswa-siswi di sekolah seperti tari-tarian, olah raga, kuis, lukisan dan lain sebagainya.
Orang tua tentu akan merasa bergembira atas undangan seperti ini karena dengan demikian orang tua akan dapat menyaksikan sendiri bagaimana kecakapan anak-anaknya dan dapat mengetahui akan usaha-usaha dan kemajuan sekolah tempat anaknya belajar.
3) Case Conference
Case conference adalah rapat atau konferensi tetang kasus, merupakan kegiatan pengkajian lebih mendalam terhadap suatu kasus ayang melibatkan berbagai pihak dan dibahas dalam pertemuan besar atau kecil apabila diperlukan.
biasanya digunakan dalam bimbingan penyuluhan, peserta konferensi adalah orang-orang yang betul-betul ikut serta membicarakan masalah peserta didik secara terbuka dan sukarela. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh orang tua murid, guru-guru, petuga-petugas bimbingan seperti psikiater, socail worker dan dokter sekolah. Konferensi ini biasanya dipimpin oleh orang yang paling menegtahui persoalan bimbingan penyuluhan, khususnya tenatang kasus tersebut.
Seluruh data dari culmative Record peserta didik dipergunakan. Kalau perlu didempnstrasikan atau diperagakan. Isi segenap pembicaraan bersifat rahasia, sesuai dengan sifat kerahasiaan proses bimbingan dan penyuluhan.
Tujuan dari konferensi ini adalah untuk mencari jalan yang paling tepat agar masalah peserta didik dapat diatasi dengan baik. Hasil konferensi biasanya akan lebih baik karena data dikumpulkan oleh beberapa orang, serta interpretasi, analisis, dan penentuan diagnosa suatu masalah dilakukan dengan sistem musyawarah.
4) Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
Kegiatan surat-menyurat perlu diadakan, terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak-anak didik. Seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering mangkir atau membolos dan lain-lain. Alangkah baiknya pula jika surat-menyurat timbul dari orang tua sendiri kepada guru atau kepala sekolah, maupuan ketika orang tua memerlukan keterngan-keterangan bagaimana tingkah laku anaknya di sekolah, karena ternyata banyak anak-anak yang menunjukan tingkah laku yang berlawanan di rumah dengan di sekolah.
5) Kerjasama dalam bidang proses belajar-mengajar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan dan kemudahan dalam proses belajar kepada peserta didik, misalnya dalam mengerjakan pekerjaan rumah, orang tua harus membantu menjelaskan hal-hal yang belum diketahui oleh sang anak.
6) Kerjasama dalam pengembangan bakat yang dimaksudkan agar peserta didik mengalami perkembangan bakatnya secara optimal, guru dapat memberitahukan kepada orang tua peserta didik mengenai bakat atau potensi anak yang perlu dibina dan dikembangkan di rumah
7) Kerjasama dalam bidang pendidikan mental dilakukan terutama untuk menghadapi masalah kesulitan belajar peserta didik karena kondisi rumah tangga yang kacau. Kondisi rumah tangga yang tidak kondusif tersebut sangat mempengaruhi mental peserta didik di sekolah. Pihak sekolah bisa mengambil inisiatif menyarankan agar peserta didik tersebut tinggaldi asrama agar pengaruh lingkungan kelaurga yang kurang kondusif tersebut dapat ditekan sedemikian rupa.
Kerjasama yang dilakuakan oleh sekolah dan keluarga tersebut harus didasari oleh adanya kesamaan tanggungjawab dan adanya kesamaan tujuan.
3. Kerjasama Antara Sekolah dan Masyarakat
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisispasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat.
Secara umum kerjasama sekolah dan masyarakat memiliki tujuan yang hendak dicapai yakni berupa peningkatan mutu pendidikan sehingga pada gilirannya masyarakat akan merasakan dampak langsung dari kemajuan tersebut.
Partisipasi masyarakat dalam penigkatan mutu pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah menempati posisi yang penting. Partisispasi masyarakat harus ditangani dan dibangun secara serius agar tumbuh kesadaran akan pentignnya keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.
Partisispasi masyarakat di bangun lewat penyadaran yang panjang dan strategis untuk mengubah pemikiran bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat.
Agar tercipta hubungan kerjasam yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat di informasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan kesekolah, kunjungan kerumah orang tua murid, penjelasan oleh staf sekolah, murid, radio dan televisi serta laporan tahunan.
Pada dasarnya kerjasama antara sekolah dan masyarakat telah tercantum dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 9 yang menyatakan masyarakat berkewajibna memeberikan dukungan sumberdaya dalam penyelenggaraan dalam penyelenggaraan pendidikan.hal ini berarti bahwa masyarakat akan memberikan dukungan jika keikutsertaan masyarakat dalam manajemen sekolah semakin mendapat tempat yang berarti.
Banyak cara yang dapat dipergunakan sekolah untuk bekerjasama dengan masyarakat. Cara-cara itu antara lain sebagai berikut:
a) Membawa sumber-sumber dari masyarakat kedalam kelas untuk kepentingan pelajaran seperti resouces person, benda-benda, binatang-binatang dan tumbuh-tunbuhan. Selama kemping sekolah, KKN, Karya Wisata, dan lain sebgainnya antara lain anak didik dapat membawa tekstil dari industri, bibit padi unggul dari daerah pertanian, obat-batan dari apotik, mereka dapat mengumpulkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda, bintang dari alam sekitarnya seperti serangga, cacing, burung, katak, lumut, air, enau, kelapa, pisang, kacang-kacangan dan lain sebagainya.
b) Membawa anak didik ke masyarakat, seperti melakukan kegiatan karyawisata, survey, penelitian lapangan, dan kuliah kerja nyata.
c) Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program sekolah, misalnya mengundang dokter disekitar sekolah atau orang tua murid untuk menjadi pembicara atau pembina kesehatan sekolah.
d) Mengadakan buletin sekolah, majalah atau lembar informasi yang secara berkala memuat kegiatan dan program sekolah untuk diinformasikan kepada masyarakat.
e) Kerjasama dalam pendidikan kesenian, olahraga, dan keterampilan serta pendidikan bagi peserta didik berkelainan.
Kerjasama ini perlu dilaksanakan mengingat pendidikan di sekolah sangat terbatas waktunya, peserta didik hanya 6-7 jam berada di sekolah, sedangkan sisa waktu yang lebih banyak mereka berada di lingkungan keluarga mereka dan juga dilngkungan masyarakatnya.
4. kejasama dengan ketiga lingkungan Pendidikan
setelah kita melihat ketiga macam tanggungjawab dan pembinaan pendidikan yang dilakukan oleh orang tua, sekolah dan masyarakat tampaknya ada kesaman rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini.Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama yang erat di dalam praktek pendidikan. Kerjasama yang erat itu tampak dari hal-hal berikut; pengetahuan umum, sikap, nilai, serta keterampilan umum yang berguna bagi kehidupan sehari-hari biasanya dipelajari seseorang di lingkungan keluarganya. Yang dilakukan antara lain dengan jalan mengamati dan meniru.Dalam keluarga juga dipelajari sikap terhadap anggota keluarga lain, tetangga, masyarakat dan sikap untuk mengatasi atau menghadapi kesulitan.
Pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan umum yang diditiru seseorang dari keluarga baru berkembang apabila seseorang itu telah belajar di sekolah. Di sekolah juga ditambah dengan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan keterampilan, orang tua anak menilai dan mengawasi hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari.
Juga demikian dengan pendidikan di lingkungan masyarakat ikut pula berperan serta dalam mengontrol dan menyalurkan serta membina dan meningkatkannya. Hal ini berlangsung karena masyarakat adalah lingkungan pemakai atau The User dari produk pendidikan yang diberikan oleh rumah tangga dan sekolah.
Ketiga jenis pendidikan tersebut sangat penting karena ketiganya merupakan komponen yang saling mengisi dan memperkuat dalam proses pendidikan seseorang, hal ini bisa kita lihat bahwa secara mental spiritual dasar-dasar pendidikan diletakkan oleh rumah tangga dan secara akademik konseptual dikembangkan oleh sekolah sehingga perkembangan diri anak makin terarah. Pendidikan yang dilakukan oleh kedua lembaga pendidikan ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka ia dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pemakai.
Kerjasam terpadu ini sangat menguntungkan perkembangan dan pertumbuhan anak, baik secara jasmani, rohani, mental spiritual dan fisikal. Kerjasama ini merupakan upaya maksimal yang dapat diusahakan oleh masing-masing lingkungan dalam mengembangkan dan menumbuhkan potensi anak menjadi kenyataan.
Bila dilihat dari penjelasan di atas terlihat bahwa untuk menghasilkan proses belajar-mengajar yang kondusif bagi pengembangan potensi peserta didik secara optimal, serta sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyyah, peranan ketiga unsur diatas harus senantiasa saling mengisi secara harmonis dan integral. Jika salah satu diantara unsur tersebut tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, maka mustahil pendidikan yang diinginkan akan berhasil secara maksimal.
Oleh karena itu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan suatu sistem pendidikan yang secara utuh bekerjasama terpadu menjadikan anak didik menjadi anggota masyarakat menjdi insan kamil manusia paripurna sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan Islam.
C. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Optimalisasi Kerjasama Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat
1. Peran Kepala Sekolah Dalam bekerjasama dengan lingkungan pendidikan
Dalam memperdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang di pikirkan orang tua dan masysrakat tentang sekolah. Kepala sekolah di tuntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk; 1). Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, 2). Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing. 3) kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan meraka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah profesional tidak saja di tuntut untuk melaksanakan berbagai tugas di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal. Kerjasama ini penting karena banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sekolah secara sepihak, atau sering terjadi kesalah pahaman, perbedaan persepsi antara pihak sekolah dengna masyarakat. Misalnya, dalam masalah agama yang akhir-akhir ini dipersoalkan dalam RUU, sekolah bisa saja memberikan informasi tentang agama lain kepada perserta didik, misalnya dalam acara spiritual fair atau pekan raya agama, tetapi mungkin orang tua tidak menerima hal tersebut bahkan, orang tua bisa saja menyalahkan sekolah, karena memberikan informasi agama lain pada anaknya. Lebih parah lagi kalau orang tua langsung mencabut anaknya, dan memindahkannya ke sekolah lain. Ini bisa saja terjadi apabila hubungan sekolah dan masyarakat tidak cair, sehingga orang tua tidak mengerti atau tidak mau mengerti apa yang terjadi di sekolah, dan rencana apa yang akan dilakukan sekolah pada masa yang akan datang.
Kepala sekolah harus mencari jalan keluar untuk mencairkan hubungan sekolah dengan masyarakat yang selama ini terjadi, agar masyarakat khususnya orang tua peserta didik bisa mengerti dan memahami dan maklum dengan ide-ide serta visi yang sedang berkembang di sekolah. Hal ini bisa dilakukan oleh pihak sekolah dipimpin oleh kepala sekolah, misalnya melalui dialog rutin antara pihak sekolah dengan mereka sehingga mereka bisa memahami kondisi sekolah dengan berbagai masalah. Lebih dari itu diharapkan masyarakat bisa membantu mewujudkan visi dan tujuan sekolah.
Disadari memang bahwa partisipasi masyarakat terhadap pendidikan masih relatif rendah (utamanya dalam sumbangan pemikiran), meskipun sudah ada wadah-wadah dan saluran-saluran ke arah peningkatan partisipasi tersebut. Wadah-wadah tersebut antara lain POMG dan BP-3, yang sekarang berkembang menjadi komite sekolah dan dewan pendidikan. Meskipun wadah ini berbeda visi dan misinya tetapi subtansinya sama yakni menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Kita berharap wadah atau saluran-saluran baru tersebut bisa menjembatani kesenjangan antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Namun demikian semua itu kembali kepada niat kedua belah pihak dalam memajukan pendidikan dan pembangunan masyarakat pada umumnya. Khusunya dalam pengembangan pribadi anak-anak. Oleh karena itu pihak sekolah harus berani lebih awal, sejak penerimaan murid baru misalnya. Dalam hal ini pihak sekolah harus memilki program yang jelas, yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Selam ini kita maklum bahwa sekolah terlalu beorientasi pada kegiatan-kegiatan kurikuler atau akademis.
Demikian halnya masyarakat perhatiannya hanya fokus pada kondisi sekolah, sehingga perhatiannya hanya berfokus pada bagimana agar anak mendapat nili ujian tinggi
2. Usaha-Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Kerjasama dengan orang tua siswa
Partisipasi orang tua merupaka keterlibatan orang tua secara nyata dalam kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan, kritik yang membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan. Dalam konteks kurikulum KTSP, partisipasi orang tua sangat diperlukan karena sekolah merupakan partner orang tua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik.
Karakteristik orang tua, misalnya pengusaha, petani, nelayan, pedagang, pegawai, miskin, akanmewarnai kondisi dan kualitas sekolah. Perbedaan karakteristik orang tua tersebut membuat harapannya terhadap sekolah terutama lulusannya berbeda pula, oleh karena itulah sekolah, harus menjalin hubungan, kerjasama dengan orang tua peserta didik. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu penting mengkaji dan memahami cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggalang partisipasi orang tua terhadap kegiatan pendidikan disekolah.
Peran yang paling penting dan efektif dari orang tua adalah menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.
Beberapa hal yang dapat disarankan kepala sekolah terhadap orang tua untuk membentuk lingkunagan belajar yang kondusif di rumah.
a. Menciptakan budaya belajar di rumah. Pada jam-jam belajar orang tua juga sebaiknya ikut belajar, misalnya membaca tafsir atau ayat-ayat al-Qur’an, membaca majalah, menulis puisi, dan menulis program kerja, sehingga tercipta budaya belajar.
b. Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah. Jika banyak kegiatan yang harus dilakukan anak, maka utamakan yang terkait dengan pembelajaran.
c. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakulikuler
d. Memberi kesempatan kepada anak untk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar.
e. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah, agar terjadi tukar pendapat dan pikiran sebagi sarana belajar dan membelajarkan
f. Memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya.
g. Menyediakan sarana-prasarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan orantua dan kebutuhan sekolah.
kunci sukses membangun kerjasama dengan orang tua ada beberapa hal yaitu;
a. Melibatkan orang tua secara proporsional dan profesional dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sekolah. Misalnya dalam mengembangkan program unggulan sekolah, dan life skill.
b. Menjalin komunikasi secara intensif , secara proaktif sekolah menghubungi orang tua peserta didik dengan cara:
1) Mengucapkan selamat datang dan bergabung dengan sekolah dan dewan pendidikan serta komite seklah. Bagi orang tua peserta didik baru. Setelah itu perlu dilakukan perkenalan dan orientasi singkata agar mereka mengetahui sekolah dengan berbaghai macam program dan aktivitasnya.
2) Mengadakan rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga rapat dapat efektif dan orang tua dapat saling kenal.
3) Mengirimkan berita tentang sekolah secara periodik, sehingga orang tua mengetahui program-program dan perkembangan sekolah.
4) Membagi daftar tenaga kependidikan secara lengkap termasuk alamat nomor telepon dan tugas pokok sehingga orang tua dapat berhubungan secara tepat.
5) Mengundang orang tua dalam rangka mengemabangkan kreatifitas dan prestsi peserta didik.
6) Mengadakankunjungan ke rumah orang tua untuk memecahkan masalah dan mengembangkan pribadi peserta didik.
7) Mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab antara sekolah dan orang tua dalam pembinaan peserta didik. (1). Melibatkan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar nasional, keagamaan dan pentas seni. Pelibatan orang tua disesuaikan dengan hobi, kemampuan, dan pekerjaan mereka dengan program dan kegiatan yang akan dilakukan sekolah. (2). Melibatkan orang tua dalam mengambilan berbagai keputusan, agar mereka merasa bertanggungjawab untuk melaksanakannya. (3). Mendorong guru untuk mendayagunakan orang tua sebagai sumber belajar dan menunjang keberhasilan belajar peserta didik.
Untuk merealisasikan program di atas dan mendorong partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah, kepala sekolah harus melakuakn hal-hal sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sekolah dan partisifasi orang tua dalam program dan kegiatan sekolah. Upayakan untuk melibatkan guru, tenaga kependidikan dan wakil dewan pendidika serta komite dalam identifikasi tersebut.
b. Menyususn tugas-tugas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua secara fleksibel
c. Membantu guru dalam mengembangkan program pelibatan orang tua dalam berbagai aktivitas sekoalah, dan pembelajaran.
d. Menginformasikan secara luas program sekolah dan membuka peluang bagi orang tua untuk melibatkan diri dalam program tersebut.
e. Mengundang orang tua untuk menjadi relawan dalam berbagai macam aktivitas sekolah.
f. Memberi penghargaan secara proforsional dan profesional terhadap keterlibatan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah.
3. Usaha-usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Kerjasama dengan Masyarakat
Seorang kepala sekolah merupakan mata rantai penting diantara hubungan sekolah setempat dengan masyarakat yang lebih luas. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah harus dapat menjalin kerjasama sinergis dengan masyarakat. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.
Hal ini harus dilakukan karena peran serta masyarakat dalam pendidikan tidak akan muncul begitu saja tanpa ada upaya-upaya untuk menggalangnya. Upaya untuk menggalang dan mendorong peran serta masyarakat perlu dilakukan agar masyarakat tergerak dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Sejalan dengan upaya reformasi pendidikan Nasional, hubungan kerjasama sekolah dengan masyarakat juga perlu direformasi sehingga tanggungjawab pendidikan tidak hanya dibebankan pada sekolah. Caranya dengan membentuk dewan pendidikan, komite sekolah, persatuan guru dan orang tua atau apapun namanya untuk memberdayakan masyarakat dalam pendidikan.
Hal-hal penting yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan, yaitu;
a. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial, perpisahan, peringatan hari-hari besar nasional keagamaan dan pentas seni.
b. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi masyarakat pada umumnya. Tokoh- tokoh tersebut mungkin berasal dari orang tua peserta didik, figur masyarakat, pengusaha dan lain sebagainya. Dukungan perbaikan dari masyarakat dapat diperoleh apabila saluran komunikasi dua arah dapat ditegakkan dan dipelihara. Kerjasama perlu dibangun dan konflik bisa diatasi. Hanya dengan dilaksankannya komunikasi dua arah, kerjasama dan diatasinya segala macam konflik, memungkinkan terwujudnya usaha kerjasama untuk melaksanakan suatu perubahan pendidikan di sekolah yang penting.
c. Penggunaan sumber daya eksternal.
Seorang kepala sekolah bertanggungjawab membangun hubungan kerjasama yang tepat antara sebuah sekolah dengan apaarat-aparat pembaharu pendidikan seperti perguruan tinggi, pusat-pusat riset pembngunan, dan organisi-organisasi yang bertanggungjawab dalam pengelolaan produksi ilmu pengetahuan.
Dalam menggunakan sumber-sumber tersebut kepala sekolah bertanggungjawab memberikan penjelasan betapa pentingnya peran sumber daya manusia. Orientasi pelatihan dan konsultasi, interaksi face to face, seringnya hubungan kerjasama dalam rangka melaksanakan perbaikan program.
d. Kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada masyarakat umum untuk turut mengelola keuangan sekolah terutama yang bersumber dari masyarakat, karena dengan kepercayaan tersebut akan menjadikan masyarakat bergairah dalam memikirkan kemajuan sekolahnya.



BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan usaha kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisai fungsi hubungan kerjasama sekolah dengan keluarga dan masyarakat kemudian kendala-kendala apa yang dihadapi, serta pemecahan permasalahan yang dilakukan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama metode penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi

2. Subyek dan Objek Penelitian
Subjek adalah keseluruhan yang ada dalam variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang merupakan subjek primer adalah kepala sekolah dan kepala bagian kehumasan, karena kita ketahui bersama bahwa kedudukan kepala sekolah dalam sebuah lembaga pendidikan salah satunya adalah sebagai orang yang bertanggung jawab dalam mengembangkan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. sedangkan kepala bagian humas adalah pihak sekolah yang memediasi dan berhubungan langsung dengan masyarakat, Sedangkan subjek sekunder dari penelitian ini adalah guru-guru dan juga tenaga kependidikan di SD Integral Luqman Al Hakim.
Adapun objek dari penelitian ini adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya hubungan kerjasama antara pihak sekolah dengan keluarga dan masyarakat.

3. Jenis dan Sumber Data
Terkait dengan jenis data yang digunakan, serta dari mana saja sumber data dapat diperoleh, dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :
a. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dimana data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka. Adapun jika dalam penelitian ini terdapat sajian data dalam bentuk angka-angka, maka data tersebut hanya merupakan data tambahan yang sifatnya sekunder bukan prioritas.
b. Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut :
1) Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai, yang dicatat melalui perekaman “audio tapes”, pengambilan foto dan lain-lain. Sumber data primer ini terdiri dari data tertulis dan lisan. Data lisan ini diperoleh dari key informan, yakni kepala sekolah, melalui wawancara yang terkait dengan upaya kepala sekolah dalam mengoptimalkan fungsi kerjasama antara sekolah dengan pihak keluarga dan masyarakat.

2) Sumber Data Sekunder
Adapun di luar dari data utama adalah data sekunder yang berfungsi untuk melengkapi data utama. Seperti dokumen-dokumen tertulis dari subjek yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait dengan obyek penelitian. Berupa data-data tentang sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya. Dan data-data lain yang di dapatkan di lapangan yang dapat memberikan informasi dari objek penelitian.
Dalam penentuan responden atau yang akan menjadi sampel, peneliti menggunakan tehnik purposive sampling. Pemilihan tehnik ini lebih pada pertimbangan bahwa pengambilan sampel sumber data karena tujuan tertentu. Misalnya orang yang menjadi responden itu dianggap lebih tahu key informan karena punya posisi tinggi atau pelaku utama tentang masalah yang diteliti dan diyakini dapat memberikan informasi atau data yang lengkap sesuai harapan peneliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang ada di lapangan, peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif, yakni :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan, pengertiannya tidak sesempit defenisi orang pada umumnya, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Lebih jauh, di dalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Pada metode ini, peneliti menggunakan metode observasi sistematis dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Adapun yang akan diamati oleh peneliti adalah bagaimana strategi kepala sekolah dalam memaksimalisasikan potensi lingkungan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Integral Luqman Al-Hakim.
Alasan pemilihan teknik observasi berdasarkan pada pendapat Guba dan Lincoln yang di tulis oleh Lexy J. Moleong bahwa :
“Teknik pengamatan mampu memahami situasi-situasi yang rumit, tekhnik pengamatan juga memungkinkan melihat dan memahami sendiri prilaku dan kejadian yang sebenarnya terjadi di lapangan”
b. Interview
Esterberg (2002) mendefenisikan interview dengan “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dalam penelitian ini, metode interview yang digunakan peneliti adalah metode interview terstruktur yang terdiri dari serentetan pertanyaan terkait dengan informasi yang ingin didapatkan oleh peneliti, yakni usaha kepala sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim terkait dengan opimalisasi fungsi hubungan kerja sama sekolah dengan keluarga dan masyarakat sebagai sarana peningkatan mutu pendidikan disekolah yang dipimpinnya. Selain itu melalui interviw ini peneliti akan mencari data terkait dengan seluk beluk sekolah tersebut.
Ada beberapa pertimbangan peneliti memilih metode ini, salah satunya adalah untuk memeperoleh informasi (data) secara mendalam dan langsung pada subjek atau pelaku dalam penelitian ini. Pertimbangan ini berdasar pada pendapat Susan Stainback (1998) yang mengemukakan bahwa : interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpet a situation or phenomenon than can be gained through observation alon. Jadi dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
c. Dokumentasi
Dalam mendefinisikan istilah dokumentasi, Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” menuliskan, “dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seprti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”.
Untuk memudahkan peneliti nantinya dalam mendeskripsikan data yang ada, sekaligus menambah keabsahan data penelitian ini, maka sangat perlu bagi peneliti untuk memakai metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek penelitian baik itu berupa tulisan, diari, jurnal maupun dokumentasi berupa photo dan lain-lain.
5. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian ilmiah, terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dengan begitu sangat diperlukan kejelian dan ketepatan dalam memilih instrumen apa yang tepat digunakan dalam proses pengumpulan data nantinya lapangan, sehingga data yang diperoleh nantinya betul-betul valid dan reliabel.
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan menggali data di lapangan adalah sebagai berikut :
a. Peneliti (human instrument)
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Prof. Dr Sugiyono mengemukakan bahwa “the researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
b. Pedoman wawancara,
yaitu sederet pertanyaan yang terkait dengan data yang diinginkan peneliti, yang digunakan pada proses wawancara berlangsung.
c. Pedoman pengamatan,
berupa daftar jenis kegiatan yang akan diamati peneliti selama berada di lapangan.

6. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Analisis data juga berarti proses yang berkelanjutan selama penelitian berlangsung.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan induksi konseptualisasi. Pendekatan ini lazim digunakan dalam penelitian kualitatif.di mana dengan pendekatan ini penelitian ini bertolak dari fakta atau informasi empiris (data) untuk membangun konsep.
Selanjutnya Muhajir (1996), mengemukakan bahwa analisis data merupakan proses pencarian dan pengaturan secara sistematis hasil observasi, transkrip wawancara, catatan lapangan dan tambahan yang lain yang telah dihimpun untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti, yang dilakukan untuk pencarian makna untuk dilaporkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka analisis data penelitian ini adalah proses mencari dan mengatur hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan lainnya mengenai peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan SD Integral Luqman Al Hakim.
Dalam penelitian ini, datanya berwujud kata-kata, kalimat yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif mengenai situasi, kegiatan, pernyataan dan perilaku yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan, serta transkrip wawancara. Sedang teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Haberman bahwa analisis data deskriptif dilakukan denan tiga cara, yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah sebuah proses penyederhanaan data, memilih hal-hal yang pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data diartikan sebagai proses pemikiran pemusatan perhatian pada penyederhanan, pengabstekkan dan transformasi dari data kasar yang muncul dari berbagai catatan tertulis dilapangan dan transkrip data, kemudian dianalisis menjadi beberapa kata kunci.
Reduksi data bukanlah suatu kegiatan yang terpisah dan berdiri sendiri dari proses analisis data, tetapi merupakan bagiannya. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pengumpulan data. Ada beberapa tahapan dalam reduksi data, yaitu;(1). Membuat ringkasan’ (2). Mengkode; (3). Menelurusuri ; dan (4). Menulis.
Dalam penelitian tetang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya dengan cara meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah, keluarga dan masyarakat, maka pemilihan data dilakukan dengan memilah-milah data yang diperlukan atau sesuai dengan fokus penelitian, dan data yang tidak sesuai dengan focus dibuang. Data yang sesuai dibuat abstraksinya kemudian dibuat pernyataan kecenderungan yang terjadi.
b. Display Data
Display data atau penyajian data adalah merupakan suatu proses pengorganisasian data, sehingga mudah untuk dianalisis dan disimpulkan. Dalam pengorganisasian data ini, selanjutnya data diklasifikasi dan dipenggal sesuai dengan fokus penelitian, dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan data yang begitu banyak.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data
penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan langkah ketiga dalam proses analisis data. Setelah data dianalisis terus-menerus pada waktu pengumpula data dilapangan, dalam proses maupun setelah dilapangan, maka dilakukan proses penarikan kesimpulan dan verifkasi dari hasil yang sesuai dengan data yang telah peneliti kumpulkan dari temuan lapangan
kesimpulan yang pada awalnya sangat tentatif, kabur dan diragukan, maka dengan bertambahnya data, kesimpulan data itu akan menjadi lebih grounded. Proses ini dilakukan mulai dari penarikan kesimpulan dengan terus-menerus dilakukan verifkasi untuk mengecek kembali dilapangan, kemungkinan ada bagian-bagian yang ditambah atau dihilangkan. Sehingga kesimpulan akhir didapat, setelah dinilai dan dicek kembali tidak mengalami perubahan.


7. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian, maka dilakukan pemeriksaan atau uji keabsahan data melalui beberapa dimensi, yaitu:
a. Kredibilitas
Kredibilitas dimaksudkan untuk membuktikan apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan yang ada dalam dunia kenyataan serta dengan apa yang terjadi di lapangan. Kriteria kredibilitas digunakan untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut mengandung kebenaran.
Dalam mencapai nilai kredibilitas, Lincoln dan Guba (1985) mengmukakan ada 6 teknik yang dilakukan, yaitu: (1) Pengamatan terus-menerus (Persistent Observation); (2) Triangulasi (Trianglation); (3) Pengecekan anggota (member check); (4) Perpenjangan kehadiran Peneliti ( Arriving); (5) Diskusi teman sejawat (Reviewing); dan (6) Pengecekan kecukupan referensi (Referential Adequecy Checks)
1) Pengamatan terus menerus (Persistent observation)
Pengamatan terus menerus dilakukan oleh peneliti untuk memahami gejala secara lebih mendalam. Teknik ini untuk mengetahui aspek-aspek yang penting dan yang tidak penting, agar dapat dilakukan pemusatan perhatian pada aspek-aspek yang berhubungan dengan fokus penelitian.
Dalam pengamatan terus-menerus memerlukan ketekunan pengamatan, ketekunan pengamatan dimaksud untuk menemukan cir-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sanagt relevan dengan persoalan atau isu yang rinci. Dengan ketekunan pengamatan, maka akan menyediakan data yang lebih mendalam.
Untuk keperluan tersebut, maka peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk mengdakan pengamatan terus menerus terhadap jalannya kegiatan sekolah yang melibatkan kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat di SD Integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.

2) Triangulasi (Trianglation)
Triangulasi dilakukan untuk pengecekan silang (Cross check) atau pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber sebagai bahan pembanding. Dengan kata lain, bahwa triangulasi dalah merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi berguna untuk meyakinkan analisis isi data dan untuk mengetahui bahwa informasi itu valid atau tidak . sedangkan teknik triangulasi sumber data pada penelitian ini dilakuakn dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang mengenai situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu
c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
d. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa ynag dikatakan secara pribadi.
e. Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan isi suatu dokumentasi yang berkaitan
3) Pengecekan anggota (Member Check).
Pengecekan anggota dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menunjukan data atau informasi yang telah ditulis dengan baik dalam format catatan-catatan di lapangan atau transkrip wawancara pada informan untuk diberi komentar.
Kemudian komentar-komentar, reaksi dan pengurangan atau penembahan digunakan untuk merevisi catatan di lapangan tersebut. Kegiatan ini hanya dikenakan pada informan kunci saja dengan tujuan validitas datanya.
4) Perpanjangan kehadiran peneliti (Arriving)
perpanjangan kehadiran peneliti atau perpanjangan keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data oleh sebab itu ia tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangna keikutsertaan peneliti pada latar penelitian
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Sebab dia dapat menguji ketidak benaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi baik yang berasal dari peneliti sendiri maupun dari subjek penelitian dan membangun kepercayaan subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri sendiri.
Karena itulah, maka dalam penelitian ini peneliti merencanakan melakukan penelitian langsung cukup lama terhitung mulai studi pendahuluan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan.
5) Diskusi teman sejawat (Reviewing)
Diskusi teman sejawat dilakukan dengan cara mendiskusikan data yang telah terkumpul dengan pihak-pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang relevan
6) Pengecekan kecukupan referensi (Referential Adequency checks)
Penegcekan kecukupan referensi ini dilakukan oleh orang yang paling berhak, dalam hal ini adalah dosen pembimbing peneliti.
b. Dependabilitas
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian, sehingga akan terhindar dari terjadinya kemungkinan kesalahan dalam proses pengumpulan dan penginterpretasian data. Peran pembimbing dalam hal ini sangat membantu peneliti dalam hal pertanggungjawaban karya ilmiah ini.
c. Komfirmabilitas
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi peneliti yang didukung oleh materi yang ada dalam audit trail.
Pengauditan komfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan bersama-sama dengan pengauditan dependabilitas. Perbedaannya adalah pengauditan komfimabilitas digunakan untuk menilai hasil Penelitian. Sedangkan pengauditan dependabilitas digunakan untuk menilai proses yang dilalui oleh peneliti di lapangan.














BAB VI
SAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya
1. Sejarah Berdirinya SD Integral Luqman Al-Hakim
SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya berdiri atas prakarsa Yayasan pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya. Sebagaimana diketahui bahwa Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya ini secara resmi terdaftar pada notaris pada 28 Nopember 1986, dan mulai beroperasi satu setengah tahun sesudahnya, 23 juli 1988 dan secara resmi katifitas kepesantrenan dimulai bulan Juli 1988. Kiprah awal pesantren ini adalah begerrak dalam bidang sosial keagamaan yang menampung anak-anak yatim, tidak mampu dan terlantar. Mereka dididik dan diasuh dengan niali-nilai Islami melalui pendidikan informal (diniyah) saja.
SD Integral Luqman Al Hakim merupakan pendidikan sekolah dasar yang berada di bawah naungn Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya (PPH Surabaya). Sehingga cikal bakal berdirinyapun tidak lepas dari sejarah panjang berdirinya Yayasan pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya ini.
Memasuki tahun 1988, tepatnya pada tanggal 23 juli 1988, Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya mulai mengawali aktivitas kepesantrenannya meski fasilitas yang dimiliki masih sangat sederhana. Awal berdirinya, Yayasan PPH Surabaya ini masih berkiprah di bidang sosial keagamaan, yang menampung anak-anak yatim, tidak mampu dan terlantar. Mereka dididik dan diasuh di Yayasan ini melalui pendidikan diniyah yang sifatnya masih non-formal.
Melihat perkembangan zaman yang begitu cepat, ditambah SDM yang dimilki semakin membaik, barulah kemudian pada tahun 1992, pihak yayasan PPH Surabaya mulai merintis pendidikan formal, SMP-SMA yang segmentasinya untuk kalangan santri pondok saja. Memasuki tahun 1996, Yayasan PPH mengembangkan sayapnya, segmentasinya tidak hanya untuk kalangan santri saja, tetapi sudah terbuka untuk kalangn umum dengan menerapkan sistem Boarding School, tidak hanya itu, di tahun 1986 ini pula, pihak yayasan pun membuka pendidikan formal tingkat TK, Play Group, dengan SD dengan menggunakan sistem Full Day School yaitu proses kegiatan belajar mengajar dari jam 07.30 sampai jam 15.30. inilah awal atau cikal bakal berdirinyan pendidikan formal di Pndok pesantren Hidayatulllah Surabaya.
SD Integral Luqman Al Hakim Merupakan pendidikan sekolah dasar yang menggagas pendidikan integral berbasis tauhid. Gagasan ini merupakan inspirasi dari tokoh legendaris Luqman Al Hakim. Oleh sebab itu pula lembaga pendidikan di Pondok Pesantren ini dinamai dengan Luqman Al Hakim. Dia adalah sosok ayah sekaligus pendidik, yang atas dasar wisdom, kearifan dan kebijaksanaannya mengantarkan putra-putrinya menjadi sosk muslim yang memilki ketauhidan kuat terhadap Allah SWT. Sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an:
øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ
13. “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S Luqman: 13).
Ayat diatas menjelaskan bahwa tugas kedua orang tua kepada putra-putrinya yang paling utama adalah mengantarkan mereka menjadi sosok muslim yang memiliki ketauhidan yang kuat kepada Allah SWT.
2. Landasan Pendidikan SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya
Pendidikan berbasis tauhid merupakan suatu metode pendidikan yang berlandaskan pada rukun iman, rukun Islam dan Ihsan, sehingga diharapkan bisa menumbuh kembangkan secara optimal karakter keislaman, karakter pembelajar dan keterampilan hidup (life skill) secara integratif.selain itu, daat merubah cara pandang terhadap kehidupan, tauhid sebagai landasan nilai aktifitas kehidupan dan tauhid sebagai acuan dan tujuan hidup.begitu pentingnya proses penanaman tauhid inilah yang mendorong Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya untuk mendirikan lembaga pendidikan yang bertauhid yang disebut juga dengan sekolah Integral.
Adapun Integral disini, dimaknai dengan menyeluruh, jadi, sekolah integral berarti sekolah yang pengelolaannya melibatkan komponen pendidikan secara menyeluruh. Komponen pendidikan tersebut meliputi institusi pendidikan, materi pembelajaran berupa transfer ilmu dan uswah. Pendekatan dan metodologi pengajaran, murid serta lingkungan sekolah.
Institusi pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Materi pembelajaran berupa ilmu yang dipandang secara konprehensif, merupakan kesatuan yang utuh yang tidaka ada pemisahan dan dikotomi ilmu agama (ulumuddin) dengan ilmu umum (Science), dunia dan akhirat. Pendekatan dan metodologi pengembanagn ilmu tersebut yang dilandasi oleh uswah (tauladan yang baik) sehingga bukan hanya sekedar transfer ilmu dan kerangka berfikir tetapi juga transfer nilai.
Pada konsep integral pula murid sebagai pembelajar dipandang secara utuh dan menyeluruh dari seluruh instrumensi yang dimilki manusia, sehingga aspek intelektual, spirirtual dan keterampilan dikembangkan secara terpadu, pola pendidikan inilah yang diharapkan mampumengembangkan kemampuan dari seluruh petensi manusia secara maksimal.
3. Visi dan Misi SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya
1. Visi
Visi dari SD Integral Luqman Al-Hakim surabaya adalah; “Being Exellent With Integral Character (Lebih Sempurna dengan Karakter Integral)”. Adapun indikator dari Visi tersebut adalah:
a. Ekselen dalam karakter spiritual keagamaan, melalui 4 B yaitu; bertauhid kuat, berakhlaq Qur’ani, beribadah tekun dan berdakwah aktif.
b. Ekselen dalam bidang akademik
c. Ekselen dalam menguasai Al-Qur’an
d. Ekselen dalam bidang bahasa Arab dan bahasa Inggris
e. Ekselen dalam life skill
f. Ekaelen dalam pelayanan
Dari beberapa indikator di atas yang dapat mengantarkan anak untuk menjadi anak yang dapat berbakti dan berguna bagi nusa dan bangsa. Sehingga mereka menjadi orang yang tahan banting menghadapi segala permasalahan dan mereka tidak akan tergerus oleh arus globalisasi.
2. Misi
Adapun misi dari SD Intergral Luqman Al-Hakim Surabaya adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan lembaga pendidikan dasar integral yang profesional sehingga melahirkan generasi yang bertakwa, cerdas, mandiri, dan berwawasan global.
b. Berdakwah melalui pendidikan
c. Mengutamakan keteladanan dan kasih sayang
d. Membentuk lingkungan pendidikan yang islamiah, ilmiah dan alamiah
e. Menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan sekolah yang ekselen
f. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
4. Tujuan Bidang Studi dan Output Lulusan SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya.
Secara paradigmatik, pendidikan harus ditataberdasarkan asas tauhid yakni suatu asa yang menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sumber ilmu. Allah SWT dialah segala sumber Dialah yang memberi ilmu, menetapkan metode berilmu serta memfokuskan arah tujuan pemanfaatan ilmu tersebut. Pandangan terhadap kehidupan dunia (world View), pemahaman, penghayatan, serta implementasi ilmu dalam pola sikap, ucap dan tindakan, harus selalu mentauhidkan dan mengagungkan Allah. Tujuan secara umum dari pembelajaran di SD Integral Luqman Al Hakim adalah rasa takut (ketakwaan) siswa maupun guru kepada Allah SWT. Salah satu cara untuk mencapai rasa takut itu adalah setiap bidang studi (ilmu) umum maupun bidang studi yang lain yang diajarkan kepada siswa diarahkan untuk mengagungkan dan meng-Esakan Allah SWT. Asas tauhid ini merupakan landasan, jiwa dan orientasi pendidikan. Karena subjek sekaligus objeknya pendidikan adalah manusia, maka memaknai hakekat manusia juga harus berdasarkan tauhid, berdasarkan ilmu dan ketetpan Allah SWT sebagai pencipta manusia, bukan atas persepsi manusia. Manusia memilki status dan fungsi hidup sebagai abdullah dan khalifatullah sebagai abdullah, manusia dituntut mengarahkan totalitas kehidupannya semata-mata untuk bribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Sebagai khalifatullah manusia dituntut untuk memakmurkan, menegakkan keadilan dan menebarkan rahmat untuk semesta alam. Dalam rangka mengemban amanat tersebut, diperlukan kemampuan berupa tumbuh dan berkembangnnya aspek-aspek dan instrumen manusia secara integral dan seimbang, yaitu aspek ruhiyyah, aqliyah dan jasmaniyah. Dengan demikian kemampuan yang dimilki manusia dengan tumbuh dan berkembannya instrumen keilmuan adalah dalam rangka memerankan secara fungsional dan intregatif sebagai Abdullah dan Khalifatullah.
Aspek ruhiyyah, aqliyyah, dan jasmaniyyah merupakan satu kesatuan yang utuh dan seimbang. Aspek ruhiyyah adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan Dirosah Islamiyah (Studi Islam), penanaman aqidatut tahid, akhlaqulkarimah, kekuatan ibadahdan kepribadian Islam. Aspek Aqliyah adalah aspek yang berhubungan dengan daya pikir atau intelektual, sehingga merupakan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan rsionalitas-objektif (Ilmiyah), seperti ilmu-ilmu yang berkembang saat ini (ilmul yaqien), yang merupakan dasar pengetahuan empiris, yang merupakan pembuktian ilmu-ilmu naqliyah dalam kehidupan (haqqul yaqien). Aspek jismiyyah adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan keteampilan fisik, ilmu-ilmu terapan, atau skill dalam bidang tertentu. Profil output yang diharapkan adalah menjadi insan kamil, kamil dalam arti menguasai ilmu agama, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun keterampilan jismiyyah. Jika dibentuk bagan maka seperti gambar berikut ini
Aqliyah
Intelektual


INSAN KAMIL


Ruhiyah
Spiritual
Jismiyyah
Keterampilan



Gambar di atas menunjukan untuk mencapai standar insan kamil maka perlu adanya integrasi antara aspek intelektual, spiritual, dan keterampilan.
5. Aktivitas Belajar di SD Integral Luqman Al Hakim
a. Sistem, Prinsip, dan Strategi Pembelajaran.
Sistem Pembelajaran yang diterapkan di SD Integral Luqman Al Hakim adalah (1) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan) dan Kepesantrenan (Diniyah), (2) Pembelajaran terintegrasi (integrated learning), (3) model pembelajaran active learning (4) satu kelas dikelola oleh dua guru kelas, (5) hari sabtu digunakan untuk eksatra kurikuler.
Adapun dalam prose pembelajaran. SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya menerapkan lima prinsip strategi yaitu:
a. Learning is Easy and fun (belajar adalah mudah dan menyenangkan).
b. All can and will learn (semua anak bisa dan akan belajar)
c. Continuous progress (tidak ada anak yang berhenti belajar)
d. Menekankan “Learn how to learn (belajar bagaimana belajar)
e. Active Learning (Belajar aktif atau belajar yang berpusat pada siswa)
Dari kelima prinsip proses pembelajaran di atas maka tidak ada anak yang malas-malas dalam belajar dan anak akan selalu aktif untuk memecahkan sebuah permasalahan yang ada disekitarnya.

b. Target Pembelajaran
Target pembelajaran SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya meliputi aspek-aspek pendidikan dan fungsi sekolah dasar, yang sepenuhnya mengacu kepada tujuan pendidikan itu sendiri. Yaitu (1) terbentuknya Insan Kamil yang memadukan pengembangan potensi ruhiyyah, aqliyyqh, jismiyyah, (2) Menguasai ulumuddin (3) memilki spirit saintis, menguasai ilmu dan keterampilan memadai. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Aspek Pengembangan Fungsi SD Penampakan
Kepribadian Insan Kamil Memberi dasar-dasar terbentuknya kepribadian Islam pada diri anak · Mengerrti dan meyakini aqidah Islam
· Mengerti hukum Islam yang berkaitan dengan Ibadah fardiyyah, halal haramnya makanan dan minuman, pakaian, akhlaq
· Rajin melakukan ibadah fardiyyah
· Selalu mengkonsumsi makanan yang halal
· Selalu menutup aurat
· Berakhlakul Karimah
· Rajin Belajar
· Bertanggungjawab
· Mandiri, aktif dan kreatif.
· Berfikir Rasional
Memberi dasar-dasar penguasaan Ulumuddin · Mengetahui hukum-hukum Islam khusunya yang berkaitan dengan Ibadah fardiyyah
· Mengetahui sirah Rasulullah dan para sahabat
· Memiliki hafalan minimal Juz 30
· Mampu bermuhadatsah bahasa arab secara sederhana.
· Mampu menulis huruf arab
Saintis dan Iptek Memberi dasar-dasar penguasaan Iptek · Memilki pengetahuan dasr matematika, IPA, IPS, Bahasa (Indonesia dan Inggris)
· Memilki kemampuan dasar belajar
· Mampu berbahasa Inggris sederhana
Terampil dan Mandiri · Memilki pondasi integrasi diri
· Menguasai dasar keterampilan teknologi informasi (Komputer)
· Sehat dan bugar
· Kreatif


c. Orientasi Pembelajaran
Orientasi pembelajaran yang dilakukan di SD Integral Luqman Al Hakim dikelompokkan menjadi dua tahapan yaitu:
a. Fase Pembentukan basis kompetensi
Pembentukan basis kompetensi adalah, menghantar anak didik untuk menumbuh-kembangkan potensi yang dimilki dan dikembangkan sewaktu pra sekolah. Fase ini dilakukan selama duan tahun pertama (kelas satu dan dua). Meliputi:
1) Karakter keagamaan.
Menumbuhkan pemahaman nilai-nilai kebenaran (tauhid), pembiasaan beribadah (Pembiasaan sholat, doa’a dan dzikir serta membaca al-Qur’an dan hafalan ayat-ayat al-Qur’an) menumbuhkan Akhlakul Karimah.
2) Karakter Pembelajar.
Menumbuhkan karakter pembelajar dengan mengembangkan dua aspek; yaitu aspek kemapuan berfikir (saintis) dan aspek keterampilan dasar pembelajar
3) Karakter terampil dan mandiri
Menumbuhkan keterampilan fisik berupa kegiatan olah raga, keterampilan pribadi berupa keperluan yang menyagkut dirinya, mulaai dari kerapian, ketertiban dan kebersihan diri dan lingkungannya. Keterampilan teknologi seperti komputer. Mengembangkan tanggung jawab, kemandirian dan kerjasama serta tolong-menolong.
b. Fase Pengembangan basis kompetensi
Dengan tumbuh dan berkembangnya kemampuan dasar membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan beraktifitas dengan dorongan rasa ingin tahu yang tinggi, maka hal ini merupakan dar untuk pengembangan dengan orientasi bidang akademik, keterampilan dan aspek ruhiyyah. Ciri basis pengembangan basis kompetensi ditunjukkan oleh prentasi dan kemandirian dari ketiga aspek karakter.
6. Kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi yang telah diraih
Ada 10 pilihan ekstrakurikuler yang disediakna oleh SD Integral Luqman Al-Hakim, yakni sebagai berikut: (1) Pramuka (2) Karate (3) Ju Jit Su (4) Silat (Tapak Suci), (5) Futsal, (6) Seni Lukis (7) Jurnalistik (8) tari, (9) Nasyid, (10) robotika.
Adapun prestasi-prestasi yang telah diraih sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Prestasi Akademik
a. Medali Perunggu IMSO tingkat Internasional tahun 2008
b. Finalis Olimpiade Matematika PASIA D II se-Jawa Timur tahun 2008
c. Finalis Olimpiade Matematika PASIA D III se-Jawa Timur tahun 2008
d. Juara lomba Speech English se-Surabay 2007.
2. Non Akademis
a. Juara III lomba Tapak Suci se-Surabaya tahun 2005-2006
b. Juara I lomba mewarna se-Surabaya tahun 2005-2006
c. Juara II lomba Ju Jit Su se-Surabaya tahun 2005-2006
d. Juara I lomba Futsal se-Surabaya tahun 2005-2006
e. Juara II lomba Tapak Suci se-Jawa Timur tahun 2005-2006
f. Juara 1 kelas C Silat se-Jawa Timur tahun 2007
g. Juara II kelas A Silat tapak suci se-Jawa Timur tahun 2007
h. Juara II Mewarna se-Surabaya tahun 2007
i. Juara II lomba Nasyid se- Surabaya tahun 2005-2006
j. Juara III mewarna se-Surabaya tahu 2007.
Salah satu bukti suatu pendidikan bermutu adalah sekolah tersebut mampu mengantarkan anak didiknya untuk berprestasi baiak prestasi akademik maupun prestasi non-akademik.
7. Letak geografis SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya
Secara geografis letak SD Integral Luqman Al Hakim surabaya yang terletak di jalan kejawan putih tambak VI Nomor I Mulyorejo Surabaya ini sangat strategis dan kondusif untuk lingkungan Pendidikan. Selain empatnya yang nyaman, indah dan elok sekolah memiliki area yang cukup luas kurang lebih 2,5 Ha yang tergabung dalam pondok pesantreh Hidayatullah ini jauh dari kebisingan kota. Dan sudah tertata secara apik dengan site plan pesantren yang sudah terencana.
Adapu secara geografis letak SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Batas Timur : Perumahan Pakuwon City
2. Batas Barat : Kampus Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya
3. Batas Utara : Kelurahan Kalidamen
4. Batas Selatan : Kelurahan keputih (Surabya Timur).
SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya terletak di tengah-tengah perumahan elite Pakuwon city. Sehingga jalur transportasi semakin mudah dan tata alur lokasi yang semakin rapi dan bersih. Selain itu juga keuntungan lainnya adalah SD Integral Luqman Al-Hakim berada dalam lingkungan yang cukup agamis, sehingga menjadi point tersendiri. Bagi SD Integral Luqman Al Hakim untuk menanamkan sikap dan budaya islami. Sehingga dari letak yang baik tersebut dari tahun ketahun SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya semakin berkembang dengan pesat.
B. Sajian Data
Setelah peneliti melakukan penelitian, observasi dan wawancara, terkait masalah Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Optimalisasi Hubungan Kerjasama Sekolah dengan orang tua dan Masyarakat di SD Integral Luqman Al-Hakim, maka ditemukan sejumlah data sebagai berikut:
Hubungan kerjasama antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dilakukan oleh SD Integral luqman Al-Hakim dan ini menjadi salah satu solusi bagi para pengelola sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini. Adapun yang menjadi penaggung jawab semua kegiatan kerjasama ini adalah bagian kehumasan SD Integral Luqman Al-Hakim dibantu dengan dewan guru dan wali-wali kelas yang ada.
Kerjasama yang dilakukan SD I Luqman Al Hakim dengan keluarga atau orang tua lebih fokus ke pelayan yang baik kepada putra-putrinya yang sekolah di SD Integral Luqman Al Hakim, mulai kerjasama menjadi narasumber, kerjasama membiayai kegiatan anak, kerjasama pembimbingan anak untuk tetap termotivasi untuk belajar sampai dengan kerjasama dalam family ghatering.
Bentuk kerjasama dengan orang tua diantaranya Dewan Sekolah, Komite Sekolah, kegiatan forum kelas, parenting kelas, rihlah siswa dan guru, sampai Refreshing jelang UASBN untuk siswa-siswi kelas enam, Tadarrus Keliling, Malam bina Iman dan Tauhid (Mabit).
Adapun Kerjasama yang dilakukan SD I Luqman Al-Hakim dengan masyarakat baik itu secara kelompok maupun individual. Kerjasama dengan kelompok masyarakat dilakukan baik pihak pemerintahan maupun swasta. Kerjasama dengan pihak pemerintahan SD I Luqman Al Hakim Pernah Bekerjasama dengan Institut Sepuluh November Surabaya (ITS), Badan Pengendali Limbah Surabaya, PDAM Surabaya, PEMKOT Surabaya, PT Kereta Api Indonesia, Kebun Binatang Surabaya serta PT Pelni. Kerjasama ini dirangkum dalam kegiatan Outdoor Activities. Kegiatan ini dalah kegiatan rutin SD I Luqman Al Hakim yang dilakukan bekerjasama dalam proses pembelajaran Siswa-siswinya.
Adapun kegiatan kerjasama dengan pihak swasta SD Integral Luqman Al peningkatan mutu pembelajaran siswa. Dalam hal ini SD Integral Luqman Al Hakim bekerjasama dengan Perusahaan Swasta Susu Bendera dengan mengadakan pertandingan Futsal, bekerjasama dengan penerbit buku Erlangga. Bekerjasama dengan Yayasan Al-Falah Jakarta dalam mendatangkan pakar Pendidikan untuk mengisi seminar workshop pendidikan yaitu Bapak Munib Chatib Penulis buku sekolahnya Manusia.
Sedangkan kerjasama dengan masyarakat sekitar dilakukan dalam kegiatan bakti sosial, Home Stay atau Out bound sebuah kegiatan mirip dengan KKN, penyaluran zakat fitrah dan pemberian parcel, penyuluhan kesehatan, Targhib Ramadhan Pembagian daging Qurban. kerjasama sama yang dilakukan selain untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam bidang pengetahuan maupun kesehatan jasmani juga peningkatan keimanan anak didik sehingga menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan di sinilah letak keistimewaan pendidikan di SD Intergral Luqman Al-Hakim.
Kerjasama yang dilakukan SD I Luqman Al- Hakim baik dengan orang tua siswa maupun dengan Masyarakat dapat meningkatkan mutu pendidikan di SD Luqman AL Hakim. Peningktan mutu tersebut dapat dilihat dan dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu mutu terkait dengan bidang akademik dan non akademik, bidang akademik SD Integral meraih juara 3 International mathematic and science olimpiade (IMSO), Finalis Olimpiade Matematika PASIA D II se-Jawa Timur tahun 2008, Finalis Olimpiade Matematika PASIA D III se-Jawa Timur tahun 2008, Juara lomba Speech English se-Surabay 2007 juga pernah Meraih danem tertinggi Tingkat Sekolah Dasar se-Surabaya
Sedangkan kegiatan non akademik SD Integral Luqman Al-Hakim mulai Juara III lomba Tapak Suci se-Surabaya tahun 2005-2006, Juara I lomba mewarna se-Surabaya tahun 2005-2006, Juara II lomba Ju Jit Su se-Surabaya tahun 2005-2006, Juara I lomba Futsal se-Surabaya tahun 2005-2006, Juara II lomba Tapak Suci se-Jawa Timur tahun 2005-2006, Juara 1 kelas C Silat se-Jawa Timur tahun 2007, Juara II kelas A Silat tapak suci se-Jawa Timur tahun 2007, Juara II Mewarna se-Surabaya tahun 2007, Juara II lomba Nasyid se- Surabaya tahun 2005-2006, Juara III mewarna se-Surabaya tahu 2007, juara 1 nasyid se jawa Timur sampai dengan siswa teladan se Surabaya.
Lebih dari itu jajak pendapat membuktikan 85% siswa yg mendaftar di SD Integral Luqman hakim adalah rekomendasi dari oraang tua/kerabat terekat Hal ini semakin meyakinkan kan bukti kepuasan masyarakat terhadap mutu Sekolah Dasar Integral Luqman Al-Hakim Surabaya.
C. Analisis Data
Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga, karena pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya insani untuk membangun suatu bangsa. Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur dari sejauhmana mayarakatnya mengenyam pendidikan. Semakin tingi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari kemegahan fasilitas yang dimiliki, tetapi sejauhmana output suatu pendidikan mampu membangun sebagai manusia paripurna sebagaimana tahapan pendidikan tersebut.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Hal ini sebagaiman ditetapkan dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 10, 11, 12, dan 13: “ (10) Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non-formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. (11) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. (12) Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. (13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pada hakikatnya yang menyumbang terhadap pembangunan bangsa adalah pendidikan pada tiga jalur tersebut. Ketiga jalur tersebut merupakan trilogi pendidikan yang secara sinergis membangun bangsa dengan bangsa melalui pembangunan sumber daya insani dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi terampil dan dari terampil menjadi ahli.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa tentu bukan hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yantg bermutu, baik dari sisi input, proses, output maupun outcome. Input pendidikan yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu, peserta didik yang bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu, dan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau dunia industri.
Mengapa pendidikan harus bermutu? Pendidikan saat ini, dalam hal ini persekolahan, dihadapkan pada berbagai tantangan baik nasional maupun internasional. Tantangan Nasional muncul dari dunia ekonomi, sosial, budaya, politik, dan keamanan. Pembangunan ekonomi saat ini belum beranjak dari krisis semenjak tahun 1997. bahkan perkembangan pada level bawah masih stagnan kalau tidak dikatakan mundur. Sosial kemasyarakatan bangsa ini seperti ada yang salah, dimana konflik antar daerah, pencurian, perkelahian, tawuran, free seks dikalangan remaja dan dewasa dan berbagai kondisi negatif kemasyarakatan lainnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan budaya global saat ini malah mengikis berbagai budaya asli bangsa, khususnya budaya daerah. Dari sisi keamanan, masyarakat merasa tidak aman untuk berjalan dimalam hari atau di tempat-tempat sepi, padahal ini adalah negara merdeka. Kondisi nasional tersebut menantang dunia pendidikan untuk dapat menghasilkan lulusan yang mampu memecahkan dan membawa bangsa indonesia pada bangsa yang maju dan beradab.
Tantangan dunia internasional menunjukan bahwa bangsa Indonesia saat ini menghadapi berbagai macam persaingan global, seiring dengan berlangsungnya globalisasi, khususnya dalam perdagangan (ekonomi). Globalisasi menghantarkan pada perubahan lingkungan strategis bangsa di mata bangsa-bangsa negara lainnya di dunia ini. Selain globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi juga menjadi tantangan besar bagi bangsa indonesia. Perubahan lingkungan strategis pada tataran global tersebut tercermin pada pembentukan forum-forum seperti GATT, WTO, dan NAFTA, IMG-GT, IMS-GT, BIMP-EAGE, dan SOSEKMALINDO yang merupakan usaha-usaha untuk menyongsong perdagangan bebas dimana akan berlangsung tingkat persaingan yang amat ketat. Pertanyaannya adalah sanggupkah bangsa ini dengan bangsa lain? Apa yang menjadi keunggulan bangsa indonesia saat ini?
Pemecahan masalah nasional dan pemenangan persaingan global ini menuntut dimilikinya sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya yang disertai dengan kepemilikan akhlak mulia. Dimana penyelenggaraan kenegaraan dan kemasyarakatan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi salah satu indikator dari kepemilikan akhlak mulia ini. Pembangunan bangsa yang seimbang antara jasmani dan rohani akan memberikan kemajuan yang pesat sebagaimana disuratkan dalam pancasila yaitu ketuhanan yang Maha Esa. Jawaban untuk tantangan nasional dan Internasional adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu merupakan kunci untuk membangun manusia yang beradab.











BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui kerjasama sekolah dengan orang tua meliputi planning, organising, controling dan evaluating sebagaimana tahapan dalam Manajemen. Tahap perencanaan mulai awal tahun dibentuk organisasi forum kelas mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Untuk setiap 3 tahun dibentuk pengurus komite SD. Pada tahap planning ini direncanakan kegiatan kerjasama apa saja yang bisa dilakukan dengan orang tua siswa. Kemudian Tahap berikutnya adalah organising, pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengatur bagaimana planning yang disusun dengan menginventaris segala potensi yang mendukung planning dan dilakukan sesuai dengan schedule, saat itulah diantara sekolah dan orang tua saling mengingatkan untuk program yang sudah di rancang bersama. Diantara sekolah dan orang tua saling mengevaluasi terhadap program yang sudah disusun sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui kerjasama sekolah dengan masyarakat tidak terlepas dengan pola yang dilakukan dengan orang tua/komite sekolah. Dalam bidang akademik Sekolah bekerjasama dengan lembaga-lembaga baik pemerintahan dan swasta, mulai LBB, Perguruan Tinggi Negri dan swasta, masyarakat sekitar sekolah, Badan Pengendali Limbah, PDAM dan lain sebagainya, namun penekannya pada pelayanan sosial dan pengabdian karena dalam persepsi SD I Luqman Al-Hakim mutu pendidikan tidak semata-mata bidang akademik namun mengacu pada proses pendidikan menjadi anak soleh dan solihah.
2. Setiap aktifitas pasti menemui Kendala, termasuk kaitannya dengan kerjasama sekolah dengan lingkungan pendidikan lainnya, kendala terbesar adalah waktu. anggota masyarakat adalah lembaga nirlaba dimana masyarakat di dalamnya harus berbagi dan memanajen waktu dengan tugas utama di profesi masing-masing, terkadang suatu kebijakan harus segera mendapatkan respon karena kesibukan yang bersangkutan bisa jadi agak terhambat. Kendala yang lain diantaranya rendahnya peran masyarakat dalam setiap kegiatan sekolah disamping masalah klasik adalah pendanaan.
3. Upaya sekolah dalam memecahkan masalah kendala-kendala dihadapi dalam membangun hubungan kerjasama dengan orang tua siswa agar tercapainya mutu pendidikan adalah Pada dasarnya program kepala sekolah adalah Progam Sekolah, sebgaimana peran dan fungsi kepala sekolah memilki fungsi edukator, motivator, evalualutor dsb. Kepala Sekolah sebagai mediator sekolah dan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya langsung dibackup oleh humas sekolah dan humas yayasan. Program mulai silaturahmi dengan orang tua (home visit) , konsultasi, parenting, forum kelas sampai dengan mendatangkan wali murid yang memiliki profesi tertentu yang ada kaitannya dengan peningkatan mutu pedidikan secara periodik. Hambatannya , tidak semua komponen di sekolah memahami bahwa dalam masing-masing diri melekat peran dan fungsi humas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Solusinya perlu diadakan orientasi yg terus menerus terkait peran tersebut di atas dan senantiasa diadakan upgrading /pelatihan untuk tujuan kegiatan yang lebih baik lagi.
Upaya sekolah dalam memecahkan masalah kendala-kendala dihadapi dalam membangun hubungan kerjasama dengan masyarakat agar tercapainya mutu pendidikan adalah dengan cara kendala-kendala yang ada dikomunikasikan sedemikian sehingga semua berjalan seiring dan seirama. Kepala Sekolah sebagai mediator masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya langsung dibackup oleh humas sekolah dan humas yayasan. Program mulai silaturahmi dengan tokoh masyarakat, bakti sosial, bazar murah, pengobatan gratis sampai dengan mendatangkan tokoh masyarakat ke sekolah/kampus secara periodik.


B. Saran-saran
Dari kesimpulan di ata, maka peneliti menyarankan beberapa hal untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Integral dengan mengoptimalkan hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat kedepanya. Dengan demikian, mutu pendidikan akan meningkat melalui kerjasama efektif antara ketiga lembaga pendidikan tersebut.
1. Humas SD Integral Luqman Al-Hakim sebagai salah satu media untuk menjalin hubungan denagn keluarga maupun masyarakat hendaknya ditambah SDM nya. Karena selama ini Humas SD I Luqman Al-Hakim hanya ditangani beberapa orang sedangkan jumlah stakeholder SD ini sangat banyak karena dengan semakin banyak stake holder sebuah sekolah maka semakin komplek permasalahan, utamanya masalah hubungan komunikasi
2. untuk terciptanya program humas yang efektif, maka diperlukan langkah pembuatan Manajemen humas. Yang termasuk di dalamnya pernyataan umum mengenai maksud pendirian (purpose), filosofi, visi-misi dan sasaran yang selalu dinamis dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Category: 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar